DEMAK--MI: Sebanyak 3.900 atau sekitar 65 persen lulusan sekolah lanjutan atas (SLTA) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi (PT) karena faktor perekonomian yang tak mendukung, meskipun prestasi sekolah cukup memuaskan.
Baca Selengkapnya Disini
Keterangan yang dihimpun Media Indonesia di Demak, Jumat (9/4), ribuan lulusan SLTA di Kabupaten Demak, terutama SMA, diperkirakan tak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi (PT). Penyebabnya, faktor ekonomi keluarga yang tak mendukung. Ribuan lulusan tersebut diperkirakan akan menganggur karena keterbatasan lapangan pekerjaan. Berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Demak menyebutkan, lulusan tinggkat SLTA di Demak setiap tahunnya rata-rata mencapai 6.000 siswa. Tapi, 65 persen atau 3.900 lulusan diperkirakan tak dapat melanjutkan ke PT karena faktor ekonomi keluarga, meskipun sebagian merupakan siswa dengan prestasi yang cukup memuaskan. Sebagian besar orang tua siswa lulusan SMA sdi Demak tersebut adalah buruh tani atau pekerja serabutan. Akibatnya, untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan lebih tinggi sangat tidak memungkinkan, mengingat biaya pendidikan semakin mahal dan tak terjangkau. Bagaimana kami bisa menyekolahkan anak ke perguruan tinggi? Untuk bisa makan sehari tiga kali saja sudah beruntung karena penghasilan buruh tani di sawah paling hanya Rp20.000 sehari, kata Warisan, 41, warga Loireng, Kecamatan Sayung, Demak. Hal senada juga diungkapkan oleh Fauzan, 45, warga Onggorawe, Demak, yang berprofesi buruh angkut di Semarang. Bahkan, untuk menyekolahkan tiga anaknya hingga SMA selama ini dirasakannya terasa berat. Untuk menjual tanah juga tidak memungkinkan karena itu satu-satunya yang dimiliki untuk tempat tinggal keluarga. Selama ini, untuk sekolah kalau yang SD masih bisa karena gratis dan hanya membeli buku. Untuk anaknya yang SMA terpaksa mencari tambahan dengan mengojek hingga malam, katanya. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikbora) Demak Afhan Noor mengakui bahwa sebagian besar yang mencapai 65 persen lulusan SMA di Demak tak dapat melanjutkan perguruan tinggi karena faktor ekonomi. Hanya sekitar 2.000 orang yang mampu secara ekonomi melanjutkan sekolahnya. Selain tak dapat melanjutkan perguruan tinggi, yang lebih memprihatinkan karena mereka akan menjadi pengangguran dan membebani pemerintah daerah karena keterbatasan lapangan pekerjaan yang ada di demak, kata Afhan. Karena itu, demikian Afhan, ke depan diharapkan para orang tua di Demak lebih dapat bijak dalam menentukan sekolah lanjutan bagi putra-putrinya, yaitu mendorong mereka untuk menyekolahkan ke sekolah menengah kejuruan (SMK). Sekarang ini sudah ada 28 SMK negeri dan 25 SMK swasta dengan berbagai jurusan, tambahnya. (AS/OL-04) Sumber: Media Indonesia Online http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/09/134860 /124/101/65-Persen-Siswa-Demak-tidak-Lanjut-ke-Perguruan-Tinggi |
Cheers,
Lydia & Didi
0 komentar:
Posting Komentar